
Laksmi Dwi Lestari, Duta Lingkungan NTB angkatan 2021
MATARAM – Rentetan bencana banjir yang melanda wilayah Bima, Sumbawa, hingga Mataram selama ini bukanlah semata musibah alam, melainkan alarm keras atas kerusakan lingkungan yang kian parah.
Hutan-hutan yang seharusnya menjadi benteng alami penahan air, kini tak berdaya menghadapi terjangan hujan deras, sehingga memicu banjir dan longsor di berbagai daerah di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kondisi ini mendapat sorotan tajam dari Duta Lingkungan NTB, yang menyerukan seluruh elemen masyarakat untuk bersinergi menjaga kelestarian alam, terutama hutan.
“Banjir dan tanah longsor merupakan dampak dari kerusakan hutan kita. Maka, ayo kita jaga sama-sama alam kita,” tegas Laksmi Dwi Lestari, Duta Lingkungan NTB angkatan 2021, kemarin.
Laksmi tidak menampik bahwa kondisi alam, khususnya hutan di NTB, memang sedang tidak baik-baik saja. Penebangan liar dan perambahan hutan yang masif telah menghilangkan fungsi vital hutan sebagai penopang ekosistem dan pengatur tata air.
Akibatnya, ketika curah hujan tinggi, tanah tak mampu lagi menyerap air secara optimal, yang kemudian menyebabkan limpasan air berlebih dan berakhir dengan banjir bandang serta tanah longsor.
“Bagaimana tidak banjir dan longsor, kayu-kayu penyangga hutan kita sudah banyak yang ditebang. Harus ada gerakan bersama untuk menjaga kelestarian alam kita,” keluhnya.
Finalis Duta Lingkungan NTB tahun 2021 itu menekankan bahwa tanggung jawab menjaga kelestarian alam tidak bisa dibebankan kepada satu atau dua pihak saja.
Seluruh elemen masyarakat, mulai dari pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), pemerhati sosial, pelaku pariwisata, hingga Pam Swakarsa dan aparat keamanan, harus ikut bertanggung jawab.
Menurut dia, sinergi antarpihak menjadi kunci utama dalam upaya konservasi lingkungan.
“Kita harus bersinergi. Kami dari Duta Lingkungan NTB siap untuk terlibat langsung dalam upaya pelestarian alam tersebut, termasuk juga melakukan pembersihan sampah di destinasi wisata dan tempat lainnya,” terang Laksmi, menunjukkan komitmen nyata dari para duta lingkungan.
Laksmi berharap, gerakan reboisasi atau penanaman kembali hutan, serta kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya, dapat menjadi langkah awal yang masif. Hal ini bukan hanya demi kenyamanan hidup saat ini, melainkan juga demi keberlanjutan hidup generasi mendatang.
“Ayo lestarikan alam untuk generasi penerus 20-30 tahun yang akan datang,” ajaknya penuh harap.