
Pemda Lombok Tengah Gencarkan Pencegahan Pernikahan Dini
LOMBOK TENGAH – Upaya serius untuk membendung laju pernikahan dini di kalangan remaja terus digaungkan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah.
Pada Sabtu, 2 Agustus 2025, komitmen tersebut diwujudkan melalui acara bertajuk Launching Pencegahan Pernikahan Dini yang digelar serentak di tujuh sekolah menengah pertama (SMP) di Kecamatan Praya Timur.
SMPN 1 Praya Timur didapuk sebagai pusat kegiatan utama, menjadi saksi bisu deklarasi perlindungan masa depan anak-anak Lombok Tengah.
Kegiatan akbar ini dihadiri langsung oleh jajaran pejabat tinggi, menandakan keseriusan pemerintah dalam isu ini.
Wakil Bupati Lombok Tengah, Dr. H. M. Nursiah, S.Sos., M.Si., hadir didampingi oleh Sekretaris Daerah, H. Lalu Firman Wijaya, ST., MT.
Turut memadati acara adalah para kepala perangkat daerah, Camat Praya Timur, Kepala Puskesmas Mujur, pimpinan Bank NTB Syariah Cabang Praya, serta perwakilan generasi muda dari Forum Anak Lombok Tengah dan para finalis Putri Mandalika.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Nursiah tidak memilih pendekatan formal yang kaku.
Ia justru memilih untuk menyapa para pelajar dengan cara yang hangat dan interaktif. Sesi diskusi terbuka pun dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan reflektif.
“Kenapa pernikahan dini tidak boleh dilakukan?” tanya Wabup, memancing para siswa untuk berpikir kritis.
Jawaban-jawaban terbaik dari siswa langsung diganjar hadiah, menciptakan suasana yang kompetitif dan penuh semangat.
Melalui cara ini, Wabup Nursiah berhasil menanamkan pemahaman akan bahaya pernikahan dini secara langsung, bukan hanya melalui ceramah satu arah.
“Anak-anak harus berani bermimpi tinggi, fokus mengejar pendidikan, dan jangan biarkan masa depan kalian dikorbankan oleh pernikahan yang terlalu dini,” tegas Wabup Nursiah, disambut tepuk tangan riuh dari para peserta.
Pesan ini seakan menjadi mantra baru bagi para remaja di Lombok Tengah untuk memprioritaskan pendidikan di atas segalanya.
Setelah sesi bersama Wabup, giliran Forum Anak Lombok Tengah mengambil alih panggung.
Melalui orasi dan sesi edukatif yang mereka bawakan, para pelajar ini menjelaskan secara mendalam dampak-dampak negatif yang ditimbulkan oleh pernikahan anak.
Mereka memaparkan bahaya pernikahan dini tidak hanya dari sudut pandang kesehatan, tetapi juga dari aspek pendidikan dan psikologis.
Dengan suara penuh semangat, mereka menegaskan bahwa anak-anak Lombok Tengah berhak untuk tumbuh dan berkembang tanpa dibebani risiko pernikahan dini yang dapat merenggut hak-hak fundamental mereka.
Aksi ini menunjukkan bahwa perjuangan melawan pernikahan dini bukan hanya milik pemerintah, melainkan juga digerakkan oleh para remaja itu sendiri.
Kegiatan Launching Pencegahan Pernikahan Dini ini menjadi simbol komitmen kolektif antara pemerintah daerah, dunia pendidikan, sektor kesehatan, lembaga keuangan, dan masyarakat sipil.
Kolaborasi ini diharapkan mampu menciptakan benteng kuat yang melindungi generasi muda Lombok Tengah dari praktik yang mengancam masa depan mereka, memastikan setiap anak dapat meraih mimpi-mimpi terbaiknya.